Content

PRAMUKA UM
Jumat, 15 April 2011

pramuka um: organisasi


organisasi non-profit oriented seperti halnya Gerakan pramuka, memiliki gaya yang unik dalam mengatur atau memanajemenisasi organisasinya. gaya yang unik ini dapat dilihat dari kekuatan daya ikat antarpengurus atau dewan dalam suatu gugusdepan. kenyataan dilapangan, kekuatan daya ikat itu muncul bukan karena kekuatan lembaga atau organisasi dalam ranah structural, melainkan melalui hubungan kekerabatan yang apik diantara pengurus. analisis lebih jauh menempatkan gerakan pramuka hanyalah organisasi sekelompok orang yang memiliki kekerabatan “erat”. sehingga jika tidak memiliki kekerabatan, dimungkinkan tidak akan betah dalam organisasi, apalagi yang pernah berkonflik maka sudah 80% orang tersebut akan menghilang dari organisasi.
kekerabatan itu sendiri mempunyai kutub masing-masing, adapun kutub yang terkuat adalah kutub yang memiliki (1) jabatan tinggi dalam structural organisasi, (2) memiliki jumlah anggota kekerabatan yang banyak. ketika dua hal di atas tidak dipenuhi dalam organisasi pramuka, maka dapat dipastikan tidak dapat bertahan berkecimpung dalam organisasi, meskipun dapat bertahan kemungkinan terpaksa.
jika dikaji lebih jauh, hal ini termasuk keuntungan juga kerugian bagi organisasi, tergantung policy pemimpin dalam menanggapi fenomena tersebut. organisasi beruntung jika pemimpin mampu merangkul segenap kelompok kekerabatan yang lahir dalam organisasi, untuk diberdayakan dalam event organisasi secara formal. akan merugi jika ternyata pemimpin memaksakan jabatannya sebagai kekuatan untuk menggerakkan kelompok kekerabatan tanpa include dalam kelompok tersebut, akibatnya yang muncul adalah konflik dan perpecahan.
fenomena yang paling parah adalah jika kekuatan formal atau kekuatan sruktural sudah tidak mampu mengarahkan kekuatan informal, dalam arti organisasi bukanlah milik pemimpin yang mengatur arah organisasi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, tetapi milik kelompok kekerabatan yang arahnya sesuai dengan kepinginan masing-masing. selama hal ini baik, mungkin masih bisa diimprovisasi, tapi jika ternyata malah meruntuhkan structural organisasi, maka organisasi tersebut tak lebih hanya kumpulan sahabat yang berpikir dan bertindak tanpa arah, alias “sak karepe dewe”. seharusnya organisasi itu mampu mengayomi segenap pengurus dan anggota dengan cara seadil-adilnya sesuai kemampuan. kekerabatan dalam kelompok yang terlalu kuat akan menyisihkan anggota lain yang tidak masuk dalam kelompok tersebut, sehingga anggota yang tak punya kelompok kekerabatan apalagi yang berkonflik dengan kelompok kekerabatan kutub akan menghilang dari organisasi. “ dalam buku psikologi organisasi kelompok kekerabatan disebut kelompok informal” ”jika kelompok informal terlalu kuat, maka pemimpin akan kehilangan wibawa, jika pemimpin terlalu kuat, kelompok informal akan meninggalkannya, kehilangan anggota” bersambung...tip membangun kelompok informal yang berbasis formal.

1 komentar:

Mr. Art says:
at: 30 Oktober 2012 pukul 01.40 mengatakan...

saya adadlah

Posting Komentar

adsense link 728px X 15px

saddddddddddddddddddddddddddddddd
© 2011 pramuka um | Template Handcrafted with love by Puzzle Inc. Design